Friday, October 28, 2016

Drone Buatan Anak Bangsa Siap Menembus Langit Biru


Teknologi karya anak bangsa sudah tidak di ragukan lagi sobat soldier, dengan tema MENEMBUS LANGIT unmanned aerial vehicle (UAV) atau pesawat tanpa awak produksi dalam negeri mulai melakukan perjalannya ke lapisan stratosfer dengan kemampuan HALE (High Altitude Long Endurance) 

Inilah UAV yang akan merobek langit biru

Sebelum di terbangkan tentunya ekspedisi bertajuk Menembus Langit itu telah melalui fase uji terbang (trial flight) pada 27 Agustus 2016 lalu di Area Pelatihan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Indonesia (LAPAN), Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat.

Adapun jadwal final peluncuran wahana UAV Ai-X1 produksi AeroTerrascan dari Bandung, Jawa Barat direncanakan pada 28 Oktober 2016, tetapi karena terkendala masalah jaringan dan cuaca maka akan di laksanakan pada 29 Oktober 2016 di Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer LAPAN, Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat.

UAV Ai-X1 tampak dari depan

Ekpedisi Menembus Langit oleh AeroTerrascan, LAPAN, dan sejumlah pihak lain di Indonesia itu menggunakan UAV dengan kemampuan return-to-home sehingga dapat dipergunakan kembali untuk misi selanjutnya. Ini merupakan perkembangan karena selama ini ini riset semacam itu dilakukan dengan mengirimkan semacam roket riset yang tidak bisa kembali ke titik awal peluncuran.

Valencia Mega Luwinda Stefany, Lead Public Relations Menembus Langit, Jumat (9/9/2016), mengatakan, uji terbang yang sudah dilakukan membuktikan bahwa sistem autopilot dan fungsi ulang alik UAV Ai-X1 berjalan baik.

Pesawat akan dibawa hingga lapisan stratosfer menggunakan balon cuaca. Wahana dari bahan fiber komposit yang dirancang bertahan hingga suhu minus 70 derajat Celsius itu terbukti mampu mencapai ketinggian 12,9 kilometer sebelum lepas dari balon udara. 


Pada ketinggian 12,7 kilometer, sistem autopilot UAV Ai-X1 berfungsi. Adapun suhu minimum yang dihadapi wahana tersebut selama uji terbang adalah minus 15 derajat Celsius. "Harapan jangka panjang terkait pengembangan teknologi aeronautika adalah membuaat UAV jenis HALE (High Altitude Long Endurance)," sebut Valencia.

UAV Ai-X1 yang dipergunakan itu memiliki daya angkut seberat 600 gram berupa sejumlah sensor guna beroleh data eksplorasi stratosfer untuk kepentingan riset meteorologi dan pengembangan teknologi aeronautika. Data meteorologi yang diperoleh bakal dipergunakan untuk penelitian cuaca dan iklim Indonesia.

Kompas.com

No comments:

Post a Comment