Monday, November 30, 2015

Menhan RI Tanda Tangani Pembelian 12 Unit Su-35

Sukhoi SU-35 buatan Rusia

Sukhoi SU-35 Rusia

Kepala Staf TNI AU Marsekal Agus Supriatna menyatakan kesepakatan pemerintah RI untuk membeli Sukhoi SU-35 buatan Rusia untuk menggantikan satu skuadron pesawat tempur buatan Amerika F-5 E/F Tiger.
"Saya baca dokumen yang dikirim Kementerian Pertahanan ke Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Yang sudah ditandatangani Menhan adalah Sukhoi Su-35," kata Agus seperti yang dikutip oleh CNN Indonesia.
TNI AU menyodorkan dua pesawat tempur sebagai pilihan, yaitu F-16 Viper buatan Lockheed Martin Amerika Serikat, dan Sukhoi Su-35 buatan Sukhoi Rusia.Agus mengatakan, sebelum Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menandatangani kesepakatan pengadaan Sukhoi-35, TNI AU telah mengirimkan spesifikasi teknologi pesawat yang mereka nilai pantas untuk menggantikan F-5 E/F Tiger.
F-16 Viper dan Sukhoi Su-35 disodorokan TNI AU untuk dipilih karena mereka tidak ingin mengubah sistem pemeliharaan secara ekstrem. "Kalau Sukhoi Su-35 kan sama dengan Sukhoi Su-30 yang sudah kami operasikan saat ini," kata Agus seperti yang dikutip oleh CNN Indonesia.
Sebelumnya Menhan RI juga menjelaskan alasan Indonesia memilih Sukhoi ialah karena pilot Angkatan Udara Indonesia sudah terbiasa mengoperasikan jet tempur buatan Rusia.
Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur multiperan jarak jauh kelas berat yang memiliki kursi tunggal. Pesawat ini adalah modifikasi dari pesawat Su-27 yang awalnya diberi nama Su-27M. Sukhoi Su-35 dirancang untuk menyaingi pesawat Amerika F-15 Eagle dan F-16 Fighting Falcon.
Selain itu, Su-35 mampu menghilang dari radar, dilengkapi peralatanjamming untuk menurunkan kemampuan radar musuh, dan memiliki kecepatan supersonik sekitar mach 1,5 atau dua kali kecepatan suara.
Meski demikian, Agus memperkirakan bahwa pemerintah tidak dapat membeli Su-35 sebanyak 16 unit seperti jumlah F-5 E/F Tiger sebelumnya, karena menyesuaikan dengan anggaran yang disediakan pemerintah untuk TNI AU.

"Dengan menghitung anggaran yang ada, mungkin beli 12 pesawat Su-35 saja. Tapi saya minta isinya sudah lengkap," ujar Agus.

Saat ini TNI AU mendapat alokasi dana sebesar 3,1 miliar dolar AS atau sekitar 41 triliun rupiah untuk modernisasi alat utama sistem senjatanya.
RBTHI

Su-24: Dua Pesawat dalam Satu Badan

Su-24 pertama kali mengudara pada tahun 1970 dan memiliki karakter pesawat pengebom dan pesawat pencegat sekaligus. Sumber: AP

Su-24 RUSIA

Pada 1963, pesawat baru tersebut mulai dirancang berdasarkan model pesawat Su-15. Selama proses perancangan, desain konstruksi dasar pesawat mengalami perubahan besar. Perancang memasang radar Orion yang berukuran cukup besar di bawah moncong pesawat, sehingga kabin pesawat berubah menjadi berkursi ganda.
Untuk memastikan proses lepas landas dan pendaratan berlangsung singkat, perancang memasang empat mesin RD36-35. Namun, tiga bulan setelah penerbangan pertamanya (24 Agustus 1965), pesawat tersebut kemudian mendapat dua mesin AL-21F, yang menurut beberapa sumber, dikembangkan dari mesin J79 milik pesawat tempur Amerika yang ditembak jatuh di Vietnam.
Kala itu, perancang Soviet tertinggal cukup jauh dari Amerika - mereka telah berhasil menerbangkan F-111 delapan bulan sebelumnya. Pesawat Amerika memiliki sayap modern yang dapat terbang dengan kecepatan supersonik di ketinggian tinggi, melakukan penerbangan stabil di ketinggian rendah, serta mampu mengangkut beban bom yang lebih besar.
Sumber: TASS
Pesawat Rusia dengan sayap sapuan variabel tersebut diterbangkan pertama kali pada 17 Januari 1970. Pesawat kemudian diberi nama Su-24. Namun, perlu waktu lima tahun untuk memasukkan pesawat tersebut ke dalam perbendaharaan senjata militer Rusia.
Pengembangan operasional pesawat tertunda akibat sejumlah besar kecelakaan udara dalam proses uji coba, terutama pada tahap-tahap awal. Hal ini dikarenakan pesawat memiliki banyak pengembangan baru yang belum pernah digunakan sebelumnya dalam avPesawat mampu terbang dalam mode otomatis dan semi-otomatis dan menghindari permukaan bumi dari ketinggian 50 meter. Untuk menjalankan misi pencarian, Su-24 memiliki radar, lengkap dengan pengintai laser dan sistem layar pemantau. Perangkat bidik tersebut memperluas jenis target serangan dan tingkat ketinggian penyerangan.
Terlepas dari beragamnya senjata yang terpasang di pesawat ini, kehadiran senjata kendali dan kemampuan beban yang lebih berat dari pendahulunya, senjata utama pesawat ini adalah bom nuklir taktis.
Menurut Kementerian Pertahanan AS pada saat itu, potensi nuklir taktis Uni Soviet berkali-kali lipat lebih tinggi dibanding milik NATO, dan kemunculan Su-24 sebagai kendaraan yang mampu mengangkut senjata nuklir semakin memperparah ketimpangan di panggung militer Eropa.
Sumber: TASS

Sementara itu, pesaing Su-24 dari Amerika, F-111, dikerahkan dalam Perang Vietnam. Namun, debut pesawat tersebut gagal. Pesawat yang digaungkan sebagai pesawat pengebom yang "tak bisa ditembak jatuh” tersebut kalah telak saat diserang oleh rudal anti-pesawat S-75 yang telah usang pada penerbangan pertamanya. Namun secara umum, saat perang berakhir, F-111 dianggap sebagai pesawat pengebom yang paling efektif dibanding pesawat Angkatan Udara AS lain yang dikerahkan.
Su-24 berhasil melewati masa perang. Namun, penggunaan pesawat ini dianggap kurang menguntungkan. Su-24 dinilai tak efektif menyerang teroris yang bersembunyi di pegunungan dan pedesaan. Sistem bidik pesawat ini awalnya dirancang untuk menyerang posisi fasilitas teknis pasukan NATO di wilayah dataran. Oleh karena itu, pesawat tidak bisa membedakan target kecil dengan latar belakang pegunungan.
Su-24 digunakan secara intensif selama perang di Chechnya dan dalam peperangan di Osetia Selatan pada 2008. Laporan resmi Rusia tidak menyebutkan kekalahan yang dialami Su-24 pada perang di Osetia, namun beberapa ahli mengatakan dua pesawat jenis ini ditembak jatuh dalam perang tersebut.
Kini, Angkatan Udara Rusia memiliki 124 unit Su-24 yang telah dimodernisasi dan secara bertahap akan digantikan oleh Su-34. Su-24 rencananya akan benar-benar digantikan sepenuhnya pada 2020.
RBTHI

Mayor Inf Jhon de Fretes tewas diserang OPM

Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayor Jenderal TNI Hinsa Siburian. (id.wikipedia.org)

Mayor Inf Jhon de Fretes tewas diserang OPM


Jayapura (ANTARA News) - Mayor Inf Jhon de Fretes, perwira penghubung, Selasa (1/12) ditemukan tewas di kampung Namuni, Mamberamo Raya, setelah sebelumnya diserang kelompok OPM.

Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Hinsa Siburian kepada Antara mengatakan Mayor Inf Jhon diserang kelompok OPM, Senin (30/11), saat bersama dua anggotanya. Kini jenazahnya sudah ditemukan.



Kronologi tertembaknya anggota TNI AD oleh OPM

Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayor Jenderal TNI Hinsa Siburian, menyampaikan kronologi tertembaknya anggota TNI AD oleh kelompok OPM, di Mamberamo Raya, Senin (30/11).

"Memang benar, anggota TNI AD ditembak saat berada di kampung Namuni, Kabupaten Mamberamo Tengah," ucap Pangdam kepada ANTARA, di Jayapura, Selasa.

Ia menuturkan, dari laporan yang diterima terungkap insiden itu berawal saat perwira penghubung Kodim Sarmi, Mayor Inf Jhon De Fretes bersama dua anggotanya yakni Kopral Avan dan Kopral Simon sedang menunggu jemputan perahu motor.

Saat itu tiba-tiba mereka diserang kelompok OPM, ungkap Pangdam Cenderawasih seraya menambahkan, awalnya hanya Kopral Simon yang selamat, namun sekitar pukul 02.00 WIT, Kopral Avan berhasil menyelamatkan diri bersama senjata api yang dipegangnya.

Sementara itu Mayor Inf Jhon De Fretes baru ditemukan Selasa pagi jam 08.00 WIT, jelas Mayjen TNI Siburian.

Saat ini jenazah Mayor Inf Jhon De Fretes akan dievakuasi ke Jayapura.

ANTARAnews.com

AS Hentikan Serangan Udara di Suriah saat Rusia Sebar S-400

Sistem rudal pertahanan S-400 Rusia yang ditempatkan di Suriah. | (Sputnik)

Amerika Serikat (AS) dan Turki menghentikan serangan udaranya di sekitar wilayah Suriah saat Rusia menyebar sistem rudal pertahanan udara S-400 di pangkalan udara Khmeimim. AS selama ini memimpin koalisi internasional yang berdalih menyerang ISIS di Suriah dan Irak.

Pihak Combined Joint Task Force Operation Inherent Resolve (CJTF-OIR) melalui seorang juru bicara kepada Sputnik, mengatakan bahwa tidak adanya serangan udara koalisi anti-ISIS ”tidak ada hubungannya dengan penyebaran S-400 di Suriah”.

”Fluktuasi atau tidak adanya serangan di Suriah mencerminkan pasang surut dan aliran pertempuran,” kata juru bicara itu yang berbicara dalam kondisi anonim, sebagaimana dilansir Russia Today, Sabtu (28/11/2015).

Dia menambahkan bahwa, CJTF-OIR melakukan serangan udara kapan dan di mana yang perlu, mendedikasikan banyak waktu untuk meneliti target guna memastikan efek maksimum dan meminimalkan korban sipil.

CJTF-OIR melaporkan pada hari Jumat bahwa koalisi yang dipimpin AS tidak melakukan serangan mendadak terhadap sasaran-sasaran di Suriah sejak hari Kamis, namun serangan udara terhadap kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Irak terus dilakukan. Menurut CJTF-OIR ada 18 serangan terhadap target teroris.

Pada Selasa (24/11/2015) pesawat jet tempur F-16 menembak jatuh pesawat jet pembom Su-24 Rusia yang diklaim Kremlin sedang beroperasi memerangi ISIS. Turki berdalih pesawat jet pembom Rusia tersebut melanggar wilayah udara Turki dan sudah berulang kali diperingatkan sebelum ditembak jatuh.

Dua pilot Su-24 berhasil keluar ketika pesawat jet itu ditembak Turki. Namun, salah satunya ditembak mati kelompok militan ketika terjung payung, sedangkan satu pilot lainnya telah diselamatkan setelah melarikan diri dari kelompok militan Suriah.

Selain itu, helikopter Rusia yang menjalankan misi pencarian dan penyelamatan dua pilot Su-24 telah ditembak oleh kelompok radikal di Suriah dengan rudal anti-tank TOW buatan AS.

Sistem rudal S-400 dikerahkan Rusia di Suriah sejak pesawat jet pembom Su-24 ditembak jatuh oleh pesawat F-16 Turki. Senjata mutakhir itu disiagakan Rusia agar pesawat tempurnya tidak ditembak lagi.

SINDOnews.com

China Akhirnya Akui Natuna Milik Indonesia

Natuna Indonesia

Natuna Milik Indonesia

JAKARTA - Pemerintah China akhirnya mengakui Pulau Natuna adalah milik Indonesia. Hal demikian diungkapkan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsar Panjaitan.

Luhut mengatakan di sela-sela pemaparannya di rapat koordinasi pengelolaan perbatasan tahun 2015 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta. Luhut menjelaskan, sikap maupun kebijakan Pemerintah Indonesia dalam persoalan Laut China Selatan sangat jelas. 

Menurutnya, dalam persoalan Laut China Selatan, Pemerintah Indonesia‎ mengedepankan penyelesaian dengan dialog. ‎"Sekarang China sudah resmi mengakui bahwa Pulau Natuna itu adalah hak milik bangsa Indonesia," ujar Luhut di Jakarta, Senin (30/11/2015).

Dengan demikian, kata dia, Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) bisa diukur dari situ. "Sehingga, nine dash line (sembilan garis terputus) diklaim China itu tidak berlaku lagi, karena (Natuna) itu bagian dari internal Indonesia," tutur mantan Kepala Staf Kepresidenan ini.

SINDOnews.com

Sunday, November 29, 2015

Putin Tak Sudi Diajak Bertemu Erdogan di Paris

Presiden Vladimir Putin menolak ajakan Presiden Tayyip Erdogan untuk bertemu di Paris. | (KORAN SINDO)
PARIS - Kremlin telah menolak usulan Ankara untuk melakukan pertemuan bilateral antara Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, di sela-sela KTT perubahan iklim di Paris, Senin (30/11/2015).

Turki telah mengusulkan pertemuan presiden itu untuk meredakan ketegangan setelah pesawat tempur F-16 Turki menembak jatuh pesawat jet pembom Su-24 Rusia di dekat perbatasan Suriah.

Kremlin sejatinya masih mengharapkan permintaan maaf dari Turki, tetapi Erdogan sejauh ini hanya menyampaikan penyesalan semata.

”Kami benar-benar sedih dengan kejadian ini. Kami tidak ingin hal seperti itu terjadi, tapi sayangnya hal itu. Saya berharap hal seperti itu tidak akan terulang,” kata Erdogan menjelang kunjungannya ke Paris, kemarin.

“KTT perubahan iklim internasional di Paris akan memberikan kesempatan untuk memperbaiki hubungan kita dengan Rusia. Konfrontasi tidak akan membawa siapa pun bahagia. Rusia penting untuk Turki, Turki penting bagi Rusia,” lanjut Erdogan.

Rusia yang telah menangguhkan kerjasama militer dengan Turki, telah memutuskan untuk mempertimbangkan kembali hubungan bilateral dengan Turki setelah pesawat jet pembom Su-24 Rusia ditembak jatuh 24 November lalu.  Turki berdalih, pesawat jet itu melanggar wilayah udara Turki, tapi Kremlin menyangkalnya.

Tepat sebelum berangkat ke Paris untuk berpartisipasi dalam KTT perubahan iklim, Putin kemarin menandatangani keputusan tentang penjatuhan sanksi ekonomi terhadap Turki.

Pembantu Putin, Yuri Ushakov, mengkonfirmasi undangan dari Turki soal keinginan Erdogan bertemu Putin di Paris. ”Reaksi kami sudah dijawab bahwa, kami telah memberitahu kepemimpinan Rusia atas permintaan Turki untuk melakukan percakapan telepon dan mungkin pertemuan dalam format KTT perubahan iklim di Paris. Kita bisa melihat kurangnya kesiapan pada bagian dari Turki untuk menawarkan permintaan maaf sebagai dasar terkait dengan insiden itu,” kata Ushakov, seperti dikutip IB Times.

SINDOnews.com

ISIS Bebaskan 10 Warga Kristen Suriah

ISIS Bebaskan 10 Warga Kristen Suriah
ISIS kembali membebaskan sandera kristen Suriah | (Chritiansinpakistan)

ISIS Bebaskan Sandera Kristen Suriah

DAMASKUS - Dua kelompok pemantau konflik di Suriah mengatakan, ISIS telah membebaskan 10 warga Kristen Suriah yang telah mereka culik selama 9 bulan dari wilayah timur laut Suriah.

Kelompok HAM Asyur mengatakan, 10 warga Kristen Suriah, termasuk lima wanita, telah dibebaskan oleh ISIS. Pembebasan 10 warga Kristen Suriah ini disebut sebagai upaya tak kenal lelah dan negosiasi yang dilakukan oleh Gereja Asiria Timur.

Pernyataan yang sama juga dikeluarkan oleh kelompok Observatorium HAM untuk Suriah yang berbasis di London, Inggris, seperti dikutip dari laman Daily Mail, Rabu (25/11/2015).

Pada bulan Februari lalu, ISIS telah menculik 200 warga minoritas Kristen saat mereka menyerang wilayah Khabur di Hasakeh. Saat ini, diyakini sekitar 140-150 orang dari para sandera masih ditahan oleh kelompok ekstrimis itu, meski secara berkala ISIS telah membebaskan beberapa orang dari mereka.

Dalam catatan kelompok HAM Asyiria, dari 1,2 juta warga Kristen sebelum perang Suriah, kini hanya tersisa 30.000 jiwa. Mereka hidup di 35 desa di Hasakeh.

SINDOnews.com

Eks Petinggi Intelijen Turki Sebut Tembak Jatuh Jet Rusia Kesalahan Besar

Pesawat jet bomber Su-24 Rusia ditembak jatuh F-16 Turki. | (Reuters)
ANKARA - Eks Kepala Staf Umum Departemen Intelijen Turki, Ismail Hakki Pekin, mengatakan bahwa keputusan militer Turki untuk menembak jatuh pesawat jet bomber Su-24 Rusia yang sedang memerangi teroris merupakan kesalahan besar.

Dalam wawancara dengan Sputnik, Rabu (25/11/2015), Pekin merasa heran mengapa militer Turki nekat menembak jatuh pesawat jet pembom Rusia,”Fakta bahwa pesawat tempur itu tidak menimbulkan ancaman bagi keamanan Turki dan tidak menunjukkan niat bermusuhan,” katanya.

Menurutnya, Rusia memang beberapa kali dijatuhi sanksi sejumlah negara terkait krisis Georgia tahun 2008 dan krisis Ukraina pada saat ini. Namun, bukan berarti Rusia tidak bisa memberikan respons atas penembakan pesawat jet bomber Su-24 oleh pesawat tempur F-16 Turki.

”Terlepas dari sanksi, Rusia juga mengerahkan sistem rudal Iskander di Kaliningrad untuk pembalasan terhadap kegiatan NATO yang meningkat. Anda harus memahami bahwa Rusia memiliki potensi yang sangat kuat di bidang ini,” ujar Pekin.

Menurutnya, insiden penembakan pesawat jet Rusia itu bisa membuat Turki kehilangan pengaruhnya di kawasan.

”Turki kehilangan posisinya di kawasan itu menyusul perjanjian baru pada pangkalan militer. Negara ini menjauhkan diri dari Iran, Suriah dan Irak dan semakin ditarik ke dalam lingkup pengaruh dari kebijakan Washington,” katanya.

SINDOnews.com

Quantum Stealth kamuflase yang bisa membuat tentara menghilang

Quantum Stealth
Hyperstealth Bioteknologi Corp, perusahaan asal Kanada dikabarkan telah mengembangkan suatu bahan yang mampu menciptakan ilusi tembus pandang bagi penggunanya.
Bahan yang cara kerjanya mirip jubah ajaib dalam film Harry Potter ini dijuluki dengan “Quantum Stealth”. Pihak militer Amerika Serikat sangat mendukung proyek tersebut.
CEO Hyperstealth Bioteknologi Corp Guy Cramer mengatakan, Quantum Stealth adalah bahan yang membuat pengguna tak terlihat sama sekali.
“Bahan tersebut mampu menghapus visual anda, anti infrared (night vision) dan juga menghilangkan bayangan pemakainya”
Bahan yang nantinya akan digunakan untuk keperluan militer ini tidak terdeteksi semua sensor visual dan mata manusia.
quantum-stealth_20151129_162256
Cara kerja Quantum Stealth mirip dengan teknologi pada kabel serat optik, menekuk gelombang cahaya di sekitarnya, sehingga pemakai nampak hilang dari pandangan.
Menurut Cramer, bahan ini sangat cocok digunakan oleh tentara yang melakukan operasi pada siang hari untuk menghindari musuh mereka.
Selain itu, teknologi juga bisa digunakan untuk menyembunyikan pesawat udara, tank atau kapl selam.
Hebatnya lagi, menurut laman resmi Hyperstealth, bahan ini tak memerlukan energi baterai, proyektor atau pun kamera.
TribunNews

Rod Map Pengembangan PT.DI

Airbus A380 (AP Photo/Francois Mori, File)
Airbus A380 (AP Photo/Francois Mori, File)
Kemampuan PTDI dalam urusan membuat komponen pesawat, tidak diragukan lagi. Berbagai komponen pesawat dari F-16 hingga Airbus A380 pernah diproduksi oleh PT Dirgantara Indonesia. Dalam grafik di bawah ini, sejumlah komponen pesawat super canggih Airbus 380, 340 dan A320 dibuat oleh PT DI.
Komponen airbus buatan PT DI
Kedekatan PT DI dengan Airbus yang membuat PTDI berharap pesawat kepresidenan yang akan dibeli TNI AU berasal dari Airbus Helicopter : EC 725 Super Puma. Sebelumnya PT.DI berhasil mulus meyakinkan matra lainnya untuk membeli helikopter dari mitra PTDI. TNI AD dengan Helicopter Fennec AS 550 buatan Airbus Helicopter. Sementara TNI AL memesan AS 565 Panther juga buatan Airbus Helicopter.
Airbus memberikan porsi perakitan yang cukup besar bagi PT.DI dan hal itu baik bagi bisnis BUMN tersebut. Urusan perawatan juga semakin murah dan mudah karena semua menggunakan Airbus Helicopter partner PT.DI.
Situasi  menjadi geger ketika TNI AU memilih membeli helicopter Agusta Westland 101 buatan Inggris-Italia. KSAU Marsekal Agus Supriatna beralasan, pembelian Agusta Westland, karena PT.DI tidak tepat waktu dalam memenuhi pesanan-pesanan helikopter TNI AU.
Sebelumnya, kerjasama PT DI dengan TNI AU telah lama terjadi dengan pengoperasian rotorcraft AS332 Super Puma dan SA330 Puma, lisensi Airbus Helicopters yang produksi PTDI lebih dari 30 tahun yang lalu. Kemitraan antara PTDI dan Airbus Helicopters terus bertumbuh, sehingga PTDI menjadi pemasok utama tail boom dan rangka badan pesawat untuk EC225 dan EC725 sejak tahun 2008.
EC725 mulai beroperasi pada tahun 2005 dan telah menjadi pilihan pasukan militer Prancis, Brasil, Meksiko, Malaysia, Indonesia dan Thailand.
Ada isu yang harus dijelaskan Indonesia, mengapa TNI AU membeli Agusta Westland 101 untuk VVIP, jika semangatnya adalah mendorong kesuksesan Industri Dirgantara Indonesia lewat PTDI.
Pola kerja sama PTDI Airbus juga terlihat dalam pembelian dan perakitan C-295 dan CN-235.
aero-32
Komponen yang digarap PT DI dari CN-235 (EADS Casa kini diakusisi Airbus)
Dengan pembelian helikopter Agusta Westland untuk VVIP, ada kesan Indonesia tidak konsisten dengan road map industri helikopter dan pesawat dalam negeri. Atau bisa jadi, gagasan yang dibangun pemerintah terdahulu, tidak diformalkan sebagai peraturan yang harus dipatuhi. Lebih mundur lagi ke belakang, di jaman Presiden Soeharto ada PELITA (pembangunan lima tahun) yang disusun secara jelas untuk jangka 25 tahun.  Hal itu untuk mencegah ganti pemerintahan maka ganti kebijakan. Jangan sampai TNI nantinya harus mengubah rencananya 5 tahun sekali, karena pemerintahan pun berubah.
aw101
Untuk pembelian Agusta Westland ini memang nyempal dari kebiasaan. Mengapa demikian ?. TNI AU memilih membeli SU-35 dan bukan Eurofighter, dengan salah satu alasan adalah, kebiasaan. Pilot-pilot maupun Teknisi TNI AU telah terbiasa menerbangkan dan merawat jet tempur Sukhoi. Lalu alasan membeli Helikopter Agusta Westland apa ?.
EC 725
EC 725
Dari pernyataan-pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla, terlihat dia ingin helikopter VVIP yang dibeli dari PTDI, berarti EC725.  Sementara Presiden Joko Widodo dalam pernyataan terbarunya, mengatakan akan jarang memakai helikopter VVIP. Paling sebulan atau dua bulan sekali jika kunjungan ke daerah. Itu artinya 9 Helikopter Agusta Westland yang dibeli, akan lebih banyak digunakan TNI AU.
Apakah spek dan keinginan dari TNI AU untuk helikopter VVIP tidak bisa dipenuhi oleh PTDI ?. Jika ingin membangun PTDI, seharusnya persoalan ini bisa dibicarakan dan dicarikan solusinya. Atau apakah kapasitas PT.DI masih lamban ?. Bisa membuat tapi keteteran untuk produksi dalam jumlah banyak ?. Apakah perawatan Agusta Westland lebih murah dibandingkan EC-725, di tengah keterbatasan dana yang dimiliki TNI AU ?.  Saya belum punya informasinya. Urusan pesawat, memang bukan hanya pembelian saja, tapi harus diperhitungkan juga biaya perawatannya.
Ke depannya, TNI AU berencana membeli C-295 yang akan diubah menjadi versi VVIP, untuk Presiden. Semoga rencana ini tidak berubah.

Tuesday, November 3, 2015

Rusia Berlayar Kembali untuk Memastikan Keamanan Maritim Indonesia

Rusia Berlayar Kembali untuk Memastikan Keamanan Maritim Indonesia1
Dengan memasok perangkat marinir beroktan tinggi untuk Indonesia, Rusia tak hanya memperkuat cengkeramannya di Asia Pasifik, tapi juga berkontribusi secara signifikan bagi keamanan jangka panjang negara kepulauan tersebut.

Indonesia-Rusia

Pada Mei 2014, ketika Presiden Indonesia Joko Widodo naik jabatan, ia mengulang ajakannya untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai negara maritim dan menggaungkan kembali slogan Sansekerta, Jalesveva Jayamahe atau “Di Laut, Kita Jaya”.
“Kita melupakan laut, samudera, selat, dan teluk terlalu lama,” katanya. “Ini waktunya untuk menyadari merealisasikan ‘Jalesveva Jayamahe’, moto yang digaungkan oleh leluhur kita di masa lalu.”
Jokowi tak mengada-ada. Indonesia memiliki lingkungan strategis yang kompleks baik secara internal maupun eksternal. Tema dominan di area Asia Timur adalah mengurai sengketa wilayah yang mengancam stabilitas regional. Di saat yang sama, pembajakan maritim di perairan Indonesia sungguh mengkhawatirkan selama berpuluh-puluh tahun. Berdasarkan beberapa perkiraan, negara ini setiap tahunnya kehilangan hampir tiga miliar dolar AS dari penebangan liar dan delapan miliar dolar AS dari penangkapan ikan liar. Jelas, Indonesia sungguh membutuhkan Angkatan Laut yang kuat.Jokowi menyebutkan bahwa untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang hebat, Indonesia harus memiliki hati Cakrawarti Samudera, istilah Sansekerta lainnya yang berarti Kaisar Laut.

Koneksi Rusia

Sang presiden baru membangun koneksi dengan sejumlah negar Asia Timur serta kekuatan nonregional lain untuk memperkuat pertahanan negara. Rusia salah satunya. Hubungan pertahanan Rusia-Indonesia saat ini sama seperti kejayaan masa silam.
Hubungan Rusia-Indonesia mencapai puncaknya pada akhir 1950-an dan awal 1960-an ketika Moskow menyediakan sejumlah perangkat militer untuk Indonesia, membuat pasukan pertahanan negara tersebut menjadi salah satu yang terbaik di Asia Timur.
AL Indonesia sangat senang dengan kapal selam kelas Whiskey mereka yang baru. Kapal tersebut segera dioperasikan untuk melawan Papua Barat Belanda pada 1961-1962, dan melawan pasukan Malaysia serta Persemakmuran Inggris pada konfrontasi 1963-1966.Antara 1959 dan 1965, Rusia memberi Indonesia sebuah kapal jelajah, 14 kapal penghancur, 14 kapal selam, delapan kapal patroli antikapal selam, 20 kapal misil, serta sejumlah kapal torpedo dan kapal perang. Pasukan marinir Indonesia juga diperkuat dengan kendaraan lapis baja dan amfibi, serta aviasi marinir seperti helikopter ASW dan pembom Il-28.
Namun, masa-masa “bulan madu” tersebut berakhir saat hubungan Rusia-Indonesia membeku kala presiden Indonesia selanjutnya, Suharto, yang antikomunis bersekutu dengan AS.

Kehangatan Pasca-Komunis

Moskow dan Jakarta kembali memulihkan hubungan pada tahun 2000-an. Ingo Wandelt dari Universitas Giessen, Jerman, menulis dalam artikel berjudul “Antara Kepentingan Ekonomi dan Keamanan Nasional: Kembalinya Rusia ke Kepulauan Indonesia”.
“Perkembangan hubungan Rusia-Indonesia merupakan studi kasus yang cocok untuk menggambarkan bagaimana negara bekas kekaisaraan tersebut (Rusia) bangkit untuk menjejakkan kaki kembali di negara kepulauan terbesar yang pernah berada di bawah pengaruh Barat.”
Ia menambahkan, “Kunjungan Presiden Vladimir Putin ke Indonesia pada 6 September 2007, menunjukkan kembalinya Rusia ke negara terbesar di Asia Tenggara. Penandatanganan delapan kesepakatan politik antara kedua negara dalam bidang kerja sama strategis memberi pencerahan dalam kepentingan strategis, baik bagi Rusia maupun Indonesia dalam politik dunia.”
Indonesia memasuki abad ke-21 dengan perasaan terabaikan oleh “teman-teman” Baratnya. Ia merasa dikhianati oleh AS, Austarlia, dan negara-negara Barat yang mencoba melepaskan Timor Timur dari Indonesia.Putin mengenang hubungan manis antara kedua negara dan menyampaikan hal tersebut pada Presiden Yudhoyono. Ia menyebut masa-masa awal 1960-an sebagai “masa keemasan hubungan Rusia-Indonesia.” Hal itu juga menegaskan bahwa hubungan antara kedua negara di bidang persenjataan mengindikasikan bahwa hubungan tersebut tak seutuhnya hanya dalam konteks ekonomi, tutur Wandelt.
“Masuklah Rusia dengan tawaran yang menarik, kondisi yang menguntungkan, serta pernyataan yang jelas terkait tak akan campur tangan dalam hubungan dalam negeri, dan itu mudah dipahami dampak psikologis tawaran Putin terhadap Indonesia," terang Wandelt.

Kekuatan Raksasa Jakarta

AL Indonesia akan mendapatkan keuntungan terbesar dari membaiknya hubungan Rusia-Indonesia. Indonesia memiliki pasukan laut terbesar di Asia Tenggara, dengan 75 ribu marinir aktif dan lebih dari 150 kapal laut. Selain itu, AL Indonesia juga merupakan salah satu pasukan di wilayah tersebut yang disokong oleh industri pertahanan domestik, korps marinir, serta memiliki misil supersonik serta kapal selam penyerang.
Namun, AL Indonesia sudah mulai “berkarat”. Menurut laporan yang ditulis oleh Iis Gindarsah dari Pusat Studi Internasional dan Strategis yang berbasis di Jakarta, 59 persen aset AL Indonesia telah berusia lebih dari tiga puluh tahun.
Pendanaan merupakan masalah terbesar yang dihadapi Indonesia. Rusia kemudian menawarkan pinjaman lunak untuk memperbaharui armada Indonesia. “Rusia siap menyediakan pinjaman lunak dengan suku bunga rendah untuk membeli perangkat pertahanan,” kata Tubagus Hasanuddin, Wakil Ketua Komisi Pertahanan DPR Indonesia pada 1 Sepetember 2015. 
Hasanuddin berbicara tentang diskusi bilateral pinjaman senilai lebih dari tiga miliar dolar AS bagi Indonesia guna mengakusisi perangkat militer Rusia. Meski detil mengenai perangkat militer tersebut tak dibocorkan, Hasanuddin menyebutkan bahwa pinjaman tersebut diberikan dengan suku bunga yang preferensial.
Meski ada pemotongan anggaran pertahanan tahun depan sebesar 490 juta dolar AS, AL Indonesia mengumumkan pada September 2015 bahwa mereka akan mendapatkan kapal selam kelas Kilo dari Rusia sebagai bagian dari rencana strategis 2015-2019. “Terdapat banyak jenis kapal selam kelas Kilo. Kami belum memutuskan tipe mana yang akan kami beli,” kata juru bicara AL Indonesia Muhammad Zainuddin.Perangkat yang diincar oleh Jakarta antara lain empat kapal selam kelas Kilo Rusia dan dua kapal selam kelas Lada yang sedikit lebih kecil. Kapal selam Kilo yang bertenaga disel-elektrik adalah salah satu kapal selam bertenaga konvensional yang dilengkapi dengan persenjataan canggih, termasuk misil antikapal misil jelajah darat. Kapal selam tersebut merupakan salah satu kapal selam konvensional tercanggih di Asia Tenggara.
AL Indonesia dilaporkan hendak membeli 12 kapal hingga 2024, dengan demikian potensi Rusia cukup besar di sini. “Sejauh ini, kami memiliki dua kapal selam dan tiga kapal selam kelas Chang Bogo yang masih dibangun di Korea Selatan. Jadi, kami butuh setidaknya tujuh kapal selam tambahan,”tuturnya, menyebutkan bahwa tujuh kapal tersebut kemungkinan kapal selam kelas Kilo.
Kapal selam kelas Kilo Rusia merupakan pembelian terbaru. Pada November 2010, marinir Indonesia membeli 17 tank amfibi BMP-3F dari Russia.
Pada 2011, kapal fregat AL Indonesia KRI Oswald Siahaan melakukan uji penembakan misil Yakhont dalam latihan di Samudera Hindia. Misil tersebut hanya butuh waktu enam menit untuk melaju sejauh 250 kilometer dan menembak target. Kala itu, mayoritas negara Asia Tenggara, kecuali Vietnam, hanya memiliki kapal selam misil subsonik, dan peluncuran Yakhont menandai terobosan terbaru di wilayah tersebut.Saat ini, kapal fregat Indonesia Ahmad Yani telah dipasang misil Yakhont supersonik asal Rusia yang mampu menghancrkan kapal dari jarak 300 kilometer. Yakhont, yang merupakan versi ekspor misil P800 Oniks, dapat berlayar dengan kecepatan Mach 2,5 (dua kali lipat kecepatan suara), membuatnya sulit dideteksi.

Di Papan Gambar

Meski hubungan Rusia dan Indonesia sedikit tertahan, rencana yang lebih besar telah menanti. Moskow menawarkan diri untuk memperluas kolaborasi industri pertahanan. Menurut laporan Janes, rencana tersebut terpusat pada 'pembangunan skema ofset pertahanan' yang fokus pada transfer teknologi, produksi gabungan komponen dan struktur Indonesia, serta pembangunan layanan perawatan, perbaikan, dan pembongkaran perangkat di negara tersebut.
Menurut Kementerian Pertahanan Indonesia, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin telah menyampaikan tawaran tersebut pada Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu pada 15 Januari 2015. Ini menyusul proposal sejenis yang disampaikan Putin pada Jokowi dalam Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik di Tiongkok pada akhir 2014.
Teka-teki strategis Indonesia adalah apakah Pemerintah Indonesia akan terus melihat keamanan internal lebih penting dari manuver yang terjadi di wilayahnya. Anggaran pertahanan Indonesia saat ini hanya 0,8 persen dari PDB, yang merupakan angka terendah di wilayah tersebut. Moskow berhasil menjejakkan kesepakatan pertahanan dalam konteks ini sebagai tiga kunci indikator perkembangan.
Pertama, hal itu mengukur pengaruh diplomasi Rusia di wilayah tersebut. Kedua, Indonesia yakin bahwa senjata Rusia dapat melakukan tugasnya dengan baik. Seperti yang telah dibuktikan di Suriah, senjata Rusia bekerja dengan sangat baik. Dan terakhir, tak seperti AS yang memberi sanksi militer terhadap Indonesia saat krisis Timur Tengah, Rusia dapat diandalkan untuk memasok suku cadang jika perang pecah di sana.
Jelas, pendekatan Rusia melalui kesepakatan keamanan nasional merupakan hal yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Sebagai kontrak pembelian senjata baru, hal ini juga meniupkan nafas bagi sector pertahanan Rusia dan membantu Rusia menjejakan langkah mantap di wilayah yang paling berkembang di dunia secara ekonomi, dan mereka berkontribusi terhadap keamanan nasional Indonesia jangka panjang.
RBTHIndonesia

Helicopter LAH Buatan Airbus Akan Memperkuat Korea Selatan

Helicopter LAH Buatan Airbus Akan Memperkuat Korea Selatan1
Helikopter AH-1S Cobra Korea Selatan dalam sebuah latihan di Yangpyeong tahun 2014

Helicopter Korea Selatan

Korea Selatan akan meningkatkan kemampuan tempur helkopter Cobra dengan alat bantu defensif yang disediakan oleh Orbital ATK. Program peningkatan ini dilakukan untuk memperpanjang operasional helikopter serang Cobra sampai Korea mendapatkan heli serang ringan baru yang saat ini masih dalam program pengadaan.
54 Helikopter serang AH-1F Cobra bermesin tunggal (diterima pada tahun 1988) dan enam AH-1J Sea Cobra bermesin ganda (1978) akan segera menjalani program upgrade dengan penginstalan sistem peringatan serangan rudal AAR-47 dan sistem countermeasures dispensing AN / ALE-47 (sistem ini dipasok oleh Symetrics Industries) .
AH-1F Cobra rencananya akan dihapus pada tahun 2010, tapi sampai saat ini masih tertunda. Pada Juni 2015 Korea Aerospace Industries (KAI) menandatangani kontrak untuk mengembangkan helikopter ringan Light Armed Helicopter (LAH) bekerjasama dengan Airbus Helicopter untuk menggantikan helikopter AH-1S dan Hughes 500MD.
1643117_-_main
Helikopter LAH (Light Armed Helicopter) buatan Airbus Helicopter
Helikopter LAH dibuat berdasarkan desain helikopter H155 (sebelumnya dikenal sebagai EC155), dan harus sudah siap bertugas pada tahun 2022. Pabrikan Eropa mengatakan bahwa versi baru dari H155 akan memiliki kokpit modern, improved gearbox and rotor blade, dilengkapi dengan rudal udara ke permukaan yang dikembangkan secara terpisah, turret senapan mesin, dan Countermeasures system.
Helikopter LAH akan menjadi bagian dari gabungan helikopter serang ringan dan berat bersama dengan 36 helikopter AH-64E Apache Korea Selatan.
jakartagreater.com

Jika Kapal Perang AS Bakal Manuver Lagi, China akan Kerahkan 2 Jet Tempur

China mengerahkan dua pesawat jet tempur untuk merespons patroli kapal perang AS di Laut China Selatan. | (Ilustrasi/Wikipedia)

Amerika Serikat (AS) hendak mengirim kapal perang lagi di kawasan Laut China Selatan setelah sebelumnya kapal perang mereka, USS Lassen, patroli di dekat pulau buatan China di kawasan sengketa itu. Sedangkan China mengerahkan dua pesawat jet tempur untuk merespons tindakan AS yang dianggap sebagai aksi “provokasi”.

Pekan lalu, kapal perang USS Lassen, bermanuver di wilayah yang berjarak 12 mil laut dari pulau-pulau buatan Beijing di Laut China Selatan. Tindakan itu dianggap menantang klaim teritorial China atas Laut China Selatan yang jadi sengketa.

Seorang pejabat pertahanan AS pada hari Senin mengatakan kepada Reuters, bahwa Angkatan Laut AS akan melakukan patroli serupa. “Di wilayah sekitar dua kali seperempat atau sedikit lebih dari itu,” kata pejabat itu mengacu pada wilayah Laut China Selatan.

”Itu jumlah yang tepat untuk membuatnya biasa, tapi bukan sodokan konstan di mata. Hal ini memenuhi maksud secara teratur tentang hak kami sesuai hukum internasional dan mengingatkan China dan orang lain tentang pandangan kami,” lanjut pejabat itu, yang dilansir Selasa (3/11/2015).

Washington tidak mengakui klaim Beijing atas hampir 90 persen kawasan Laut China Selatan. Klaim China itu juga ditentang  Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei dan Taiwan yang sama-sama mengklaim.

Sementara itu, dua pesawat jet tempur China telah dikerahkan dari sebuah landasan udara yang dibangun di kawasan Laut China Selatan untuk bermanuver guna merespons patroli kapal perang AS. Demikian dilaporkan South China Morning Post.

Pada Sabtu pekan lalu, Tentara Pembebasan Rakyat Angkatan Laut China mem-posting beberapa foto dari dua pesawat jet tempur China, Shenyang J-11, di situsnya. Dua pesawat itu tampak bermanuver di wilayah udara di atas Laut China Selatan. Foto lainnya menunjukkan pesawat tempur J-11 sedang take-off dan landing.

”Ini sinyal China yang dikirim ke AS, bahwa itu adalah (sinyal) serius tentang klaim (Beijing). Ini adalah tingkat respons minimum yang harus dilakukan China atau akan gagal memenuhi harapan rakyatnya,” tulis media itu mengutip Xu Guangyu, seorang pensiunan jenderal China.

SINDOnews.com

Indonesia Incar 4 KS Kilo Dan 2 Lada Class


Indonesian Power
AL Indonesia akan mendapatkan keuntungan terbesar dari membaiknya hubungan Rusia-Indonesia. Indonesia memiliki pasukan laut terbesar di Asia Tenggara, dengan 75 ribu marinir aktif dan lebih dari 150 kapal laut. Selain itu, AL Indonesia juga merupakan salah satu pasukan di wilayah tersebut yang disokong oleh industri pertahanan domestik, korps marinir, serta memiliki misil supersonik serta kapal selam penyerang.
Namun, AL Indonesia sudah mulai “berkarat”. Menurut laporan yang ditulis oleh Iis Gindarsah dari Pusat Studi Internasional dan Strategis yang berbasis di Jakarta, 59 persen aset AL Indonesia telah berusia lebih dari tiga puluh tahun.
Pendanaan merupakan masalah terbesar yang dihadapi Indonesia. Rusia kemudian menawarkan pinjaman lunak untuk memperbaharui armada Indonesia. “Rusia siap menyediakan pinjaman lunak dengan suku bunga rendah untuk membeli perangkat pertahanan,” kata Tubagus Hasanuddin, Wakil Ketua Komisi Pertahanan DPR Indonesia pada 1 Sepetember 2015.
Hasanuddin berbicara tentang diskusi bilateral pinjaman senilai lebih dari tiga miliar dolar AS bagi Indonesia guna mengakusisi perangkat militer Rusia. Meski detil mengenai perangkat militer tersebut tak dibocorkan, Hasanuddin menyebutkan bahwa pinjaman tersebut diberikan dengan suku bunga yang preferensial.
Perangkat yang diincar oleh Jakarta antara lain empat kapal selam kelas Kilo Rusia dan dua kapal selam kelas Lada yang sedikit lebih kecil. Kapal selam Kilo yang bertenaga disel-elektrik adalah salah satu kapal selam bertenaga konvensional yang dilengkapi dengan persenjataan canggih, termasuk misil antikapal misil jelajah darat. Kapal selam tersebut merupakan salah satu kapal selam konvensional tercanggih di Asia Tenggara.
Meski ada pemotongan anggaran pertahanan tahun depan sebesar 490 juta dolar AS, AL Indonesia mengumumkan pada September 2015 bahwa mereka akan mendapatkan kapal selam kelas Kilo dari Rusia sebagai bagian dari rencana strategis 2015-2019. “Terdapat banyak jenis kapal selam kelas Kilo. Kami belum memutuskan tipe mana yang akan kami beli,” kata juru bicara AL Indonesia Muhammad Zainuddin.
AL Indonesia dilaporkan hendak membeli 12 kapal hingga 2024, dengan demikian potensi Rusia cukup besar di sini. “Sejauh ini, kami memiliki dua kapal selam dan tiga kapal selam kelas Chang Bogo yang masih dibangun di Korea Selatan. Jadi, kami butuh setidaknya tujuh kapal selam tambahan,” tuturnya, menyebutkan bahwa tujuh kapal tersebut kemungkinan kapal selam kelas Kilo.
Kapal selam kelas Kilo Rusia merupakan pembelian terbaru. Pada November 2010, marinir Indonesia membeli 17 tank amfibi BMP-3F dari Russia.
aat ini, kapal fregat Indonesia Ahmad Yani telah dipasang misil Yakhont supersonik asal Rusia yang mampu menghancrkan kapal dari jarak 300 kilometer. Yakhont, yang merupakan versi ekspor misil P800 Oniks, dapat berlayar dengan kecepatan Mach 2,5 (dua kali lipat kecepatan suara), membuatnya sulit dideteksi.
Pada 2011, kapal fregat AL Indonesia KRI Oswald Siahaan melakukan uji penembakan misil Yakhont dalam latihan di Samudera Hindia. Misil tersebut hanya butuh waktu enam menit untuk melaju sejauh 250 kilometer dan menembak target. Kala itu, mayoritas negara Asia Tenggara, kecuali Vietnam, hanya memiliki kapal selam misil subsonik, dan peluncuran Yakhont menandai terobosan terbaru di wilayah tersebut.
Di Papan Gambar
Meski hubungan Rusia dan Indonesia sedikit tertahan, rencana yang lebih besar telah menanti. Moskow menawarkan diri untuk memperluas kolaborasi industri pertahanan. Menurut laporan Janes, rencana tersebut terpusat pada ‘pembangunan skema ofset pertahanan’ yang fokus pada transfer teknologi, produksi gabungan komponen dan struktur Indonesia, serta pembangunan layanan perawatan, perbaikan, dan pembongkaran perangkat di negara tersebut.
Menurut Kementerian Pertahanan Indonesia, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin telah menyampaikan tawaran tersebut pada Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu pada 15 Januari 2015. Ini menyusul proposal sejenis yang disampaikan Putin pada Jokowi dalam Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik di Tiongkok pada akhir 2014.
Teka-teki strategis Indonesia adalah apakah Pemerintah Indonesia akan terus melihat keamanan internal lebih penting dari manuver yang terjadi di wilayahnya. Anggaran pertahanan Indonesia saat ini hanya 0,8 persen dari PDB, yang merupakan angka terendah di wilayah tersebut. Moskow berhasil menjejakkan kesepakatan pertahanan dalam konteks ini sebagai tiga kunci indikator perkembangan.
Pertama, hal itu mengukur pengaruh diplomasi Rusia di wilayah tersebut. Kedua, Indonesia yakin bahwa senjata Rusia dapat melakukan tugasnya dengan baik. Seperti yang telah dibuktikan di Suriah, senjata Rusia bekerja dengan sangat baik. Dan terakhir, tak seperti AS yang memberi sanksi militer terhadap Indonesia saat krisis Timur Tengah, Rusia dapat diandalkan untuk memasok suku cadang jika perang pecah di sana.
Jelas, pendekatan Rusia melalui kesepakatan keamanan nasional merupakan hal yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Sebagai kontrak pembelian senjata baru, hal ini juga meniupkan nafas bagi sector pertahanan Rusia dan membantu Rusia menjejakan langkah mantap di wilayah yang paling berkembang di dunia secara ekonomi, dan mereka berkontribusi terhadap keamanan nasional Indonesia jangka panjang.