Monday, November 30, 2015

AS Hentikan Serangan Udara di Suriah saat Rusia Sebar S-400

Sistem rudal pertahanan S-400 Rusia yang ditempatkan di Suriah. | (Sputnik)

Amerika Serikat (AS) dan Turki menghentikan serangan udaranya di sekitar wilayah Suriah saat Rusia menyebar sistem rudal pertahanan udara S-400 di pangkalan udara Khmeimim. AS selama ini memimpin koalisi internasional yang berdalih menyerang ISIS di Suriah dan Irak.

Pihak Combined Joint Task Force Operation Inherent Resolve (CJTF-OIR) melalui seorang juru bicara kepada Sputnik, mengatakan bahwa tidak adanya serangan udara koalisi anti-ISIS ”tidak ada hubungannya dengan penyebaran S-400 di Suriah”.

”Fluktuasi atau tidak adanya serangan di Suriah mencerminkan pasang surut dan aliran pertempuran,” kata juru bicara itu yang berbicara dalam kondisi anonim, sebagaimana dilansir Russia Today, Sabtu (28/11/2015).

Dia menambahkan bahwa, CJTF-OIR melakukan serangan udara kapan dan di mana yang perlu, mendedikasikan banyak waktu untuk meneliti target guna memastikan efek maksimum dan meminimalkan korban sipil.

CJTF-OIR melaporkan pada hari Jumat bahwa koalisi yang dipimpin AS tidak melakukan serangan mendadak terhadap sasaran-sasaran di Suriah sejak hari Kamis, namun serangan udara terhadap kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Irak terus dilakukan. Menurut CJTF-OIR ada 18 serangan terhadap target teroris.

Pada Selasa (24/11/2015) pesawat jet tempur F-16 menembak jatuh pesawat jet pembom Su-24 Rusia yang diklaim Kremlin sedang beroperasi memerangi ISIS. Turki berdalih pesawat jet pembom Rusia tersebut melanggar wilayah udara Turki dan sudah berulang kali diperingatkan sebelum ditembak jatuh.

Dua pilot Su-24 berhasil keluar ketika pesawat jet itu ditembak Turki. Namun, salah satunya ditembak mati kelompok militan ketika terjung payung, sedangkan satu pilot lainnya telah diselamatkan setelah melarikan diri dari kelompok militan Suriah.

Selain itu, helikopter Rusia yang menjalankan misi pencarian dan penyelamatan dua pilot Su-24 telah ditembak oleh kelompok radikal di Suriah dengan rudal anti-tank TOW buatan AS.

Sistem rudal S-400 dikerahkan Rusia di Suriah sejak pesawat jet pembom Su-24 ditembak jatuh oleh pesawat F-16 Turki. Senjata mutakhir itu disiagakan Rusia agar pesawat tempurnya tidak ditembak lagi.

SINDOnews.com

No comments:

Post a Comment