Thursday, July 7, 2016

TNI Harus Latihan Dulu Sebelum Membebaskan Sandera WNI di Filipina


Tiga Matra TNI Latihan Gabungan PPRC di Tarakan Beberapa Bulan Yang Lalu.

Sebelum Bebaskan Sandera Harus Latihan.

JAKARTA - Sebelum TNI memasuki wilayah Filipina untuk membebaskan tujuh anak buah kapal (ABK) TB Charles 001 yang disandera kelompok Abu Sayyaf, TNI ‎kini sedang Fokus mengintensifkan latihan. 

Diketahui, Filipina telah mengizinkan TNI melakukan pengejaran terhadap perompak dan kelompok teroris jika terjadi pembajakan atau penyanderaan warga negara Indonesia (WNI) di kawasan selatan Filipina hingga teritorial Filipina.


"Ya itu tadi latihan dulu sebelumnya‎," ujar Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu di Istana wakil presiden‎, Jakarta, Rabu (6/7/2016). Sebab, lanjut dia, ada prosedur yang harus ditaati TNI saat memasuki teritorial Filipina nantinya. "Apa yang harus ditaati, enggak boleh sembarangan yah. Walaupun kita sudah diberi kesempatan," tutur mantan kepala staf TNI Angkatan Darat ini. 

Maka itu, kata dia, pemerintah sementara ini masih menyerahkan kepada Pemerintah Filipina untuk upaya pembebasan tujuh ABK TB Charles 001. "Dia (Filipina) sudah kerahkan pasukan dan intelijennya sekitar 6.000-7.000 loh, kita percayakan dulu," ungkapnya.‎ 

Dia meminta kepada Pemerintah Filipina untuk terus diberikan perkembangan upaya pembebasan sandera. Hal itu dianggapnya penting untuk memastikan kondisi ‎tujuh anak buah kapal (ABK) TB Charles 001 yang disandera masih dalam keadaan aman.

Saat ini ada tujuh anak buah kapal WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf di perairan Sulu, Filipina Selatan.dengan meminta tebusan sekitar Rp 60 miliar. Penyanderaan ini merupakan yang ketiga kalinya dalam empat bulan terakhir.

Upaya Pencegahan.

Patroli bersama di wilayah perairan Filipina oleh Indonesia, Filipina dan Malaysia bakal dimulai bulan Juli ini. Adapun, patroli bersama itu telah disepakati oleh ketiga negara tersebut pada Kamis 5 Mei 2016 lalu.

"Mudah-mudahan bulan ini sudah dimulai yah‎," ujar Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu di Istana Wakil Presiden‎, Jakarta, Rabu (6/7/2016). 

Namun, Ryamizard tak menyebutkan detail kapan patroli bersama itu mulai dilaksanakan. Mantan kepala staf TNI Angkatan Darat ini berpendapat, sebelum patroli bersama dilaksanakan, kita harus latihan pencegahan terhadap perompak tersebut. 

"Harus latihan. Kalau enggak latihan babak belur. Ada prosedurnya, harus apa yang dilakukan, kalau ketemu apa harus bagaimana," imbuhnya.

Diketahui, ‎maraknya aksi pembajakan dan penculikan di Laut Sulu membuat Indonesia, Filipina dan Malaysia sepakat unuk meningkatkan kerja sama keamanan. Kerja sama itu dianggap perlu‎ untuk meredam aksi kejahatan di perairan tersebut.

Kesepakatan patroli bersama itu tercapai dalam pertemuan antara Menhan Ryamizard Ryacudu, Menhan Filipina Voltaire Gazmin dan ‎Menhan Malaysia Hishammuddin Hussein.

Sumber: SINDOnews


No comments:

Post a Comment