Thursday, July 7, 2016

Pasukan Gabungan Arab - Kurdi Putus Pasokan Utama Negara Islam Suriah Dan Turki

Pasukan Demokratik Suriah (SDF) meluncurkan serangan dan mengepung kota Manbij utara dan memutus jalur pasokan kelompok Negara Islam (NI) yang strategis. (AFP Photo)

Terputusnya Pasokan Utama Kelompok Negara Islam (NI) Antara Suriah dan Turki

Beirut – Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yaitu gabungan Arab dan Kurdi yang didukung Amerika Serikat (AS), telah memutus jalur pasokan utama kelompok Negara Islam (NI) antara Suriah dan Turki. Langkah ini menjadi kemunduran besar bagi para anggota jihad.

Di lokasi tersebut mereka menyatakan kekalifahannya sendiri pada 2014. Alhasil, para ekstremis telah kehilangan kekuasan pada jalur utama pasokan yang penting, pada Jumat, pada saat pasukan Arab-Kurdi mengepung kota yang dikuasai jihadis.

“Pasukan Demokratik Suriah (SDF) memutus jalan terakhir dari Manbij ke perbatasan Turki,” ujar Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (HAM), kelompok pemantau yang berbasis di Inggris.

Koalisi SDF terdiri dari Unit Perlindungan Masyarakat Kurdi (YPG) dan pejuang Arab. Manbij berada di wilayah yang terletak di sepanjang perbatasan Turki, yang masih berada di bawah kendali NI. Lokasi itu menjadi titik kunci pada jalur suplai jihadis dari Turki.

Menurut Kepala Observatorium Rami Abdel Rahman, jalan tambahan menuju perbatasan lebih berbahaya dan sulit diakses. Utusan Amerika Serikat untuk koalisi anti-NI yang mendukung SDF, Brett McGurk, turut menegaskan jalan itu lebih berat.

“Sekarang teroris ISIL (NI) benar-benar dikepung tanpa jalan keluar,” tulisnya di akun Twitter. Pekan ini, SDF didukung oleh serangan udara koalisi, memutus jalan di bagian utara Manbij yang menuju kota perbatasan

Jarabulus, yang dikuasai NI – di mana telah digunakan anggota jihadis sebagai tempat transit bagi para pejuang, uang, dan senjata. SDF juga memblokir jalan di bagian selatan wilayah Manbij yang menuju ibu kota de facto NI, Raqa.

“Bagi para jihadis yang ingin mencapai perbatasan Turki dari Raqa, kini mereka harus mengambil jalur yang lebih berbahaya karena pasukan rezim yang berada di dekatnya dan serangan udara Rusia,” kata Abdel Rahman.

Di sisi lain, Rusia telah meluncurkan serangan udara demi mendukung rezim Presiden Bashar al-Assad di Suriah, pada September.

“Ribuan warga menyelamatkan diri ke Manbij – yang dikuasai NI sejak 2014 – tapi anggota jihadis yang mengevakuasi keluarga-keluarga mereka memilih untuk tinggal demi mempertahankan kota,” bunyi pernyataan Observatorium.

Alhasil, masih ada sekitar 20 ribu orang yang masih tinggal di kota itu, dengan populasi pra-perang sekitar 120 ribu – sebagian besar adalah warga negara Arab, namun seperempatnya merupakan Kurdi Suriah.

Leonard AL Cahyoputra/PYA
AFP/Investor Daily
Sumber: Berita satu

No comments:

Post a Comment