Tuesday, October 27, 2015

Jokowi dan Obama Bicarakan Isu Kebakaran Hutan

Jokowi dan Obama Bicarakan Isu Kebakaran Hutan1
Presiden AS, Barack Obama, kebijakan baru Jokowi untuk memerangi dan mencegah kebakaran hutan dan kesehatan yang berhubungan, lingkungan, dan dampak ekonomi. (GettyImages/Martin H. Simon-Pool)

Pertemuan Jokowi Dan Barak Obama

Jakarta, Pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama di Washington, D.C. pada Senin (26/10) kemarin membahas berbagai macam hal, termasuk soal upaya menanggulangi bencana kabut asap yang terjadi di Indonesia.

Dalam rilis bersama kedua negara yang dipublikasikan di situs resmi Gedung Putih pada Senin dinyatakan bahwa Obama menyambut kebijakan baru Jokowi untuk memerangi dan mencegah kebakaran hutan dan kesehatan yang berhubungan, lingkungan, dan dampak ekonomi, termasuk keputusan Jokowi pada Mei lalu untuk memperpanjang moratorium izin pembangunan baru di hutan primer dan lahan gambut.


"Kedua Presiden menegaskan pentingnya pelestarian lahan gambut dan lanskap yang mengandung karbon berkadar tinggi lainnya," bunyi pernyataan tersebut.

Sementara, Jokowi mengapresiasi tawaran AS untuk membantu pemadaman api di lahan hutan yang terbakar. Keduanya juga sepakat menerapkan pengelolaan hutan secara lestari, termasuk melalui inisiatif sektor swasta.

"Dalam nada yang sangat positif, Presiden Obama memahami betul mengenai masalah asap yang tidak bisa dipadamkan begitu saja," kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam jumpa pers di Blair House Washington DC, pada Senin (26/10), dikutip dari Antara.

AS juga menawarkan komitmen bantuan senilai 2,7 juta dolar AS kepada Indonesia, menurut Retno.

Selain soal bencana kabut asap, Obama dan Jokowi juga membahas perubahan iklim secara luas. "Kedua negara berkomitmen untuk bekerja sama menerapkan kebijakan domestik yang kuat untuk membatasi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan ketahanan iklim," bunyi rilis tersebut.

Keduanya sepakat untuk menguatkan komitmen mereka di Konferensi Iklim yang akan digelar di Paris pada Desember 2015, dengan menerapkan kebijakan domestik pembatasan emisi gas rumah kaca dan ketahanan iklim, mempromosikan transformasi energi rendah karbon dan penghapusan bahan bakar fosil yang tidak efisien, sembari meningkatkan layanan energi bagi warga miskin.

Dari maritim hingga kontraterorisme 

Obama juga menyambut visi maritim Pemerintah Indonesia untuk menjadi titik tumpu maritim secara global. Dengan ditandatanganinya nota kesepahaman soal hubungan maritim kedua negara, AS dan RI sepakat memperluas kerja sama di bidang keamanan maritim, ekonomi maritim, sumber daya kelautan dan konservasi perikanan dan manajemen, keamanan maritim dan navigasi, dan ilmu teknologi kelautan.

Selain itu, kedua Presiden berjanji untuk melanjutkan dan memperkuat upaya mereka untuk mengatasi ancaman non-tradisional keamanan, termasuk terorisme dan ekstremisme, bencana alam, perdagangan ilegal satwa liar, serta pemancingan ilegal, tidak terdaftar dan tidak terlaporkan.

AS dan RI juga bekerja sama dengan keamanan air dan kerja sama siber.

"Presiden Obama mengakui keberhasilan Indonesia dalam tindakan penegakan hukum kontraterorisme, yang berfungsi sebagai model pendekatan kontraterorisme sipil yang taat aturan hukum," bunyi rilis tersebut.

"Kedua Presiden berjanji untuk melanjutkan dan memperkuat kerja sama dan upaya untuk melawan teroris dan kelompok-kelompok ekstremis lainnya, termasuk membendung aliran pejuang teroris asing, dan upaya kontraradikalisasi," bunyi rilis itu. (stu)


CNN Indonesia

No comments:

Post a Comment