Thursday, October 22, 2015

Kapal Perang Canggih Indonesia KRI Spica-934

Kapal Perang Canggih Indonesia KRI Spica-934
KRI Spica-934 Kapal Survei Hidro-oceanografi

Kapal Perang Canggih Indonesia

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (AL) mermiliki kapal baru jenis survei hidro-oceanografi, KRI Spica-934.

Kapal canggih itu berada di galangan kapal OCEA Shipyard Company, Les Sables d'Olone, Perancis. Kapal tersebut akan tiba di Indonesia pada pertengahan November 2015. 

Kehadiran kapal tersebut menambah kekuatan alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI AL dalam mewujudkan Indonesia sebagai Poros maritim Dunia. Sebelumnya, TNI AL menerima kapal survei tercanggih KRI Rigel 933.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut Laksamana Pertama M Zainuddin menjelaskan, peresmian kapal tersebut dilaksanakan melalui prosesi commissioning berupa upacara yang diawali tradisi penamaan kapal atau ship namming dengan tradisi memecahkan kendi di lambung kapal tersebut sebagai pertanda kelahiran kapal.

"Kapal ini masuk ke dalam jajaran kekuatan pertahanan negara Republik Indonesia dengan pernyataan kapal bantu hidro-oceanografi (BHO) yang memiliki peralatan survei hingga kedalaman 6.000 meter di bawah permukaan laut ini menjadi sebuah Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) bernama KRI Spica-934 yang diambil dari nama salah satu bintang yang menjadi acuan bernavigasi," ujarnya, dalam keterangan pers yang diterima Sindonews.com, Rabu (21/10/2015).

Menurut Zainuddin, peresmian ini dipimpin langsung oleh Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi selaku inspektur upacara mewakili Menteri Pertahanan Jenderal TNI Purn Ryamizard Ryacudu. 

"KRI Spica-934 adalah kapal survei hidrografi canggih kedua yang dimiliki TNI AL setelah KRI Rigel-933 juga memiliki spesifikasi teknis hampir sama," katanya.

Dibuat di galangan kapal OCEA Dossier, di Les Sables-d’Olonne, Prancis kapal ini memiliki kecepatan maksimum 14 knots, panjang 60 meter dan bobot kosong 500 ton serta mampu menghadapi gelombang laut sampai level sea state six.

"Kapal ini juga mampu menampung 30 awak dan 16 personel tambahan, dan mampu berlayar terus-menerus selama 20 hari. Seperti halnya Rigel, nama Spica diambil dari nama rasi bintang," kata Zainuddin.

Fungsinya tidak hanya sebagai kapal riset dan survey hidrog-oceanografi (Oceanographic Offshore Support Vessel/OSV), namun juga dapat menjalankan peran sebagai kapal patroli.

Kapal dibekali kanon PSU Rheinmetall kaliber 20 mm pada haluan, serta dua pucuk SMB (senapan mesin berat) M2HB kaliber 12,7 mm di geladak buritan.

Sebagai elemen inti dari fitur kapal ini adalah, perlengkapan penunjang misi oseanografi.
KRI Spica-934 dilengkapi perangkat single beam echo sounder jenis Kongsberg’s EA600 dan multibeam systems EM2040 dan EM302. 

Lebih canggih lagi, setiap OSV dibekali autonomous underwater vehicle (AUV). Perangkat yang kerap disebut ROV (remotely operated vehicle) ini sanggup mengemban misi survei bawah air hingga kedalaman 6.000 meter.

KSAL Laksamana TNI Ade Supandi berpesan kepada Komandan KRI Spica-934 dan kru kapal agar mempertahankan kesiapan kondisi teknis kapal sebelum menjalani pelayaran dari Perancis menuju Tanah Air.

Seain itu, dia juga meminta Komanda KRI Spica-934 untuk memelihara kemampuan dalam memahami peralatan canggih yang ada di kapal dengan memanfaatkan hasil pelatihan selama di Perancis dan bertukar pengalaman dengan tenaga ahli dari galangan.

“Kemampuan kapal ini menjadikan kekuatan pertahanan matra laut semakin kokoh dalam menunjang program pemerintah sebagai poros maritim dunia,” ujarnya.

Ade juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak di antaranya pihak galangan OCEA, Komandan Satgas Proyek Pengadaan Kapal BHO TNI AL Kolonel Laut (P) Budi Purwanto dan jajaran satgas yang telah mengawasi jalannya pembangunan kapal.

Dia juga berterima kasih kepada KBRI yang dihadiri oleh Wakil Kepala Perwakilan RI dan Kantor Atase Pertahanan yg diwakili oleh Kolonel CZI Jaka Tandang maupun masyarakat Indonesia di Perancis yang membuat satgas dan kru kapal mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar selama beberapa tahun berada di Perancis.

"Diperkirakan KRI Spica-934 akan tiba di Jakarta dalam pelayarannya dari Perancis pada pertengahan bulan November 2015 mendatang, setelah singgah di beberapa negara untuk bekal ulang," ujarnya. 

Baca selanjutnya: AS tawarkan jet tempur F-16V, Jokowi temui Barak Obama.

Sindonews.com

No comments:

Post a Comment