Desind Miniatur Pesawat R80 Buatan Habibie |
Pemerintah menjanjikan ikut dalam pengembangan pesawat R80 yang diinisiasi perusahaan Regio Aviasi Industri (RAI) yang didirikan Presiden Ketiga RI BJ Habibie. Presiden Joko Widodo menyatakan kesiapan untuk memasukkannya dalam program nasional.
“Iya, ini seharusnya mendapat perhatian, menjadi proyek nasional,” kata Presiden Jokowi, di sela menghadiri National Innovation Forum 2015, di Graha Widya Bhakti, Puspitek, Tangerang Selatan, Senin (13/4).
Presiden menyatakan, pengembangan di bidang teknologi kedepan memang perlu difokuskan pada hal-hal yang memang menjadi kebutuhan Indonesia. Karena itu, dia menyambut baik rencana RAI mengembangkan pesawat R80.
Pada kesempatan itu, perusahaan yang didirikan Habibie bersama putranya Ilham Habibie itu menjadi salah satu peserta even yang diprakarsai Kementerian Riset dan Teknologi tersebut. Forum itu diadakan memang khusus untuk membantu menghubungkan hasil inovasi teknologi dengan dunia usaha dan masyarakat secara umum.
Kepada Jokowi, Habibie sempat mengutarakan kalau perusahaannya memang membutuhkan dukungan pemerintah dalam hal financing. Dukungan itu nantinya diharapkan bersinergi dengan support dari pihak swasta dan luar negeri.
“Mereka akan ikut kalau dari pemerintah ikut menyumbang, dalam arti mengatakan “silakan”. Karena, industri pesawat terbang seperti Boeing dan Airbus dapat bantuan yang sama,” beber Habibie di tempat yang sama.
Sambil menunjukkan miniatur R80, dia menuturkan pada presiden tentang sejumlah kelebihan yang dimiliki pesawat dengan kapasitas 80-90 orang tersebut. Diantaranya, tentang pilihan penggunaan baling-baling sebagai penggerak. Menurut Habibie, pesawat akan hemat bahan bakar dan akan lebih mudah perawatannya.
Dia menambahkan, pesawat R80 juga dirancang agar bisa sesuai dengan tipe bandara yang banyak ada di Indonesia. “Pesawat ini tidak akan kalah hebat dengan Boeing 777,” tutur Habibie.
Saat ini, pesawat tersebut masih dalam tahap desain awal. Sejak dua tahun yang lalu, RAI telah bekerja melakukan studi kelayakan di Amerika Serikat. “Kalau (dukungan pemerintah) itu terjadi, 2019, pesawat ini akan mengudara,” imbuh Habibie.
Pesawat R80 didesain sebagai penyempurnaan pesawat N250 buatan anak-anak negeri yang sempat terbang perdana namun terkendala pengembangannya pada 1995 lalu. Ada banyak perubahan drastis dari sisi teknologi. Misalnya, pesawat telah didesain lebih hemat bahan bakar hingga 30 persen.
Selain itu, pesawat yang juga akan menggunakan teknologi fly by wire, baling-baling di sayap pesawatnya juga termasuk teknologi baru. Sebab, punya kemampuan mementukan arah angin dingin dan panas yang dihasilkan mesin. Secara garis besar, dengan berbagai teknologi yang dipakai, pesawat dapat melaju dengan kecepatan lebih tinggi, namun tetap efisien.
Meski secara fisik belum mulai dibuat, pesawat R80 sudah mulai banjir pesanan. Terutama, dari maskapai-maskapai penerbangan komersial dalam negeri. Sudah tiga perusahaan yang menandatangani letter of intent (LoI), yakni Nam Air untuk pemesanan 100 unit, Kalstar (25 unit), dan Trigana Air (20 unit). (Kaltengpos.web.id).
No comments:
Post a Comment