Jet Rusia Serang ISIS
Serangan udara Rusia di Suriah melalui pesawat-pesawat jet tempur telah membuat kelompok ISIS mengalami demoralisasi. Kini, militan ISIS mulai melarikan diri secara massal.Hal itu disampaikan Kementerian Pertahanan Rusia saat mengumumkan hasil sementara agresi militer Rusia di Suriah untuk menolong rezim Presiden Bashar al-Assad, pada hari Jumat.
”Mayoritas geng bersenjata mengalami demoralisasi. Ketidakpuasan dengan komandan lapangan telah berkembang di tengah para militan, dan ada contoh perintah tidak dipatuhi,” kata Kepala Staf Direktorat Operasi Rusia, Kolonel Jenderal Andrei Kartapolov.
Menurutnya, kasus desersi di antara para militan tidak lagi terisolasi.”Mereka sekarang melarikan diri secara massal,” lanjut Kartapolov, seperti dikutip Russia Today.
Untuk memantau situasi di lapangan, pesawat tak berawak pengintai Rusia telah diintensifkan. Rusia mengklaim Sejak agresi militer diluncurkan terhadap kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di wilayah Suriah atas permintaan Presiden Assad, sekitar 530 serangan udara telah diluncurkan. Ratusan militan diklaim tewas. Puluhan pos komando, depot senjata dan infrastruktur ISIS lainnya hancur.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dalam konferensi pers bersama Presiden Korea Selatan Park Geun-hye, mengatakan perang sipil Suriah adalah magnet bagi ekstremis dan hanya bisa berakhir dengan solusi politik.
Obama menegaskan AS tetap berseberangan dengan Rusia dalam strategi militer di Suriah. ”Tidak ada pertemuan pikiran dalam hal strategi,” katanya. Perbedaan mendasar antara AS dan Rusia, kata Obama, adalah soal sikap Presiden Vladimir Putin yang terus mendukung sekutunya, Presiden Assad.
”Presiden Putin percaya jika dia terus melakukan apa yang dia miliki selama lima tahun terakhir, dan itu adalah untuk menopang rezim Assad,” kata Obama, seperti dikutip Reuters, Sabtu (17/10/2015).
Sindonews.com
No comments:
Post a Comment